Rabu, 20 Maret 2019

MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PELINDUNG



       I.   

MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN
JARINGAN PELINDUNG
       I.            TUJUAN PRAKTIKUM

1.      Untuk melihat fragmen-fragmen dan sel-sel yang terdapat pada epidermis
2.      Untuk melihat macam-macam stomata
3.      Untuk melihat macam-macam bentuk atau tipe rambut dan papila
4.      Untuk melihat sel-sel penyusun jaringan gabus

    II.            LANDASAN TEORI
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan- jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat  pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006: 71). Menurut Joko Waluyo (2006: 71), jaringan meristem adalah sel sel muda yang selau membelah. Jaringan meristem terdiri atas jaringan embrional, yaitu jaringan yang terdapat pada lembaga tetapi tidak mengalami diferensiasi atau mengadakan pembagian tugas. Jaringan meristem terdapat pada ujung akar, ujung batnag, dan kambium. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan ada tiga macam yaitu meristem apikal, meristem lateral dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan di ujung akar. Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di  pangkal luas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus. Fungsi utama sel sel meristematik adalah mitosis. Bnetuk selnya tipis dan  berdinding tipis dan tanpa vakuola. Jaringan meristem terletak pada ujung kar dan  batang. Mitosis pada jaringan meristem enghasilkan sel sel baru untuk pertumbuhan tanamannya. Sel sel yang terbentuk melalui proses mitosis tersebut akan berdiferensiasi membentuk beberapa tipe jaringan (Kimball, 2003: 113).
 
            Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang didasarkan pada asal-usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang  berkembang secara langsung dari sel bersifat embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder adalah jaringaan yang berkembang dari jaringan dewasa yang masih tetap dapat berdiferensiasi (Mulyani, 2006:84). Menurut Joko Waluyo (2006: 77), jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang hingga daun. Epidermis biasanya hanya terdiri ataas selaput sel yang pipih dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan didalamnya serta sebagai tempat  pertukaran zat. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina.
Epidermis seperti halnya kulit pada tubuh kita, merupakan komponen perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme organisme patogenik. Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan (Agrios, 1996). Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel sel epidermis merupakan faktor  penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu (Aliah, 2015: 36). Jaringan penguat merupakan jaringan mekanik yang berfungsi memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan penguat tersusun atas dua jaringan penyususn jaringan  penguat, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan  jaringan yang berdinding tebal dan secara khusu dikembangkan di sudut sudut sel. Jaringan kolenkim berfungsi memberi tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Biasanya terdapat pada tubuh tumbuhan yang tumbuh secraa cepat dan perlu diperkuat. Misalnya  batang tumbuhan, tangkai daun, tangkai daun bunga, dan ibu tulang daun (Kimball, 2003: 113).
            Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi   jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai pelindung. Sel sklerenki dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid. Serabut sklerenkim berbentuk panjang, ramping, berujung runcing dan  berdinding tipis yang bersifat elastis. Sifat elastis ini berguna bagi tumbuhan untuk kembali pada posisi semula ketika tumbuhan tersebut bergerak atau tertiup angin. Sklereid merupaan sel yang lebih pendek dibandingkan serabut sklerenkim yang  berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari hewan herbivora. Sklereid terdapat pada daun, batang, buah dan biji (Waluyo, 2006: 81). Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. xilem merpakan jaringan campuran yang terssun atas beberapa tipe sel diantaranya ialah  pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xylem berdinding tebal dan memiliki  pola berkas berkas spiral. Bila sudah berkembang semuanya pembuluh xylem akan melart dan protoplasmanya mati. Sedangkan trakeid xylemtidak memiliki berkas spiral dan ujung ujungnya meruncing. Ujung ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan saling berhubungan dengan noktah noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003: 113).             Floem merupakan jaringan yang kompleks. Floem berfungsi membawa makanan berupa zat organik dari suatu bagian yang lain pada tumbuhan. Floem tersusun atas bulu tapis berupa elemen pipa yang mempunyai lapisan yang rata ujungnya dan sel  pengiring (Waluyo, 2006: 81). Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya  berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014: 287)


 III.            METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  ALAT DAN BAHAN

A.    ALAT
1.      Miskroskop
2.      Object glass
3.      Pipet tetes
4.      Cover glass
5.      Pisau silet

B.     BAHAN
1.      Daun mawar
2.      Daun lili
3.      Daun mangga



4.      Daun jambu biji
5.      Daun pisang
6.      Kembang sepatu
7.      Daun lengkuas
8.      Daun pandan
9.      Daun sawit
10.  Daun waru
11.  Daun pepaya
12.  Daun beringin

13.  Jeruk purut

 
 IV.            CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Mengiris daun, buah, dan batang tumbuhan yang di pilih, dengan irisan membujur dan melintang setipis -tipisnya.
3.      Meletakan diatas kaca objek lalu mentetesi dengan air atau kloralhidrat menggunakan pipet dan ditutup dengan kaca penutup
4.      Mengamati dibawah mikroskop
5.      Menggambar dan memberi keterangan hasil pengamatan.
6.      Melakukan langkah kerja yang sama untuk melihat jaringan-jaringan lain penyusun tumbuhan.



    V.            HASIL PENGAMATAN

GAMBAR
KETERANGAN

pada hasil pengamatan terdapat :
1. stomata
2. kristal ca oksalat
3. epidermis







pada hasil pengamatan terdapat :
1.stomata
2. kristal ca ksalat
3. rambut penutup
4. serabut








pada hasil pengamatan terdapat :
1. stmata
2. kristal ca oksalat
3. epidermis

pada hasil pengamatan terdapat :
1. stomata
2. krisrtal ca oksalat 

pada hasil pengamatan terdapat :
1. stomata
2. kristal ca oksalat
3. rambut penutup




pada hasil pengamatan terdapat
1. stomata
2. kristal ca oksalat

pada hasil pengamatan terdapat : 
1. stomata 
2. kristal oksalat



pada hasil pengamatan terdapat :
1. stomata
2. kristal oksalat








pada hasil pengamatan terdapat : 
1. stomata 
2. kristal ca oksalat


pada hasil pengamatan terdapat : 
1. stomata
2. kristal ca oksalat 
3. rambut penutup






pada hasil pengamatan terdapat :
1. stomata 
2. kristal ca oksalat


 VI.            PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan tampak adanya jaringan-jaringan pada akar, antara lain epidermis yang biasa disebut kulit luar, floem atau pembuluh tapis, xilem atau pembuluh kayu dan epidermis, ini menunjukkan bahwa pada akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan didalamnya. Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soeprapto (1994) bahwa tumbuhan memiliki kambium.




















Jaringan-jaringan yang terdapat pada tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda. Batang tanaman monokotil terdiri atas tepi eksternal dan di tengah penuh empulur. Batang pada tanaman dikotil terdiri atas tiga daerah yaitu kulit, kayu, dan empulur. Hal ini sesuai dengan pendapat Yartim (1987) berkas pengangkut dibungkus dengan berkas pengangkut dan tidak terdapat empulur dan kambium.
Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu tumbuhan dikotil berakar tunggang bercabang, berkambium, batang bercabang, kolateral terbuka, pembuluh angkut teratur di dalam lingkaran. Tumbuhan monokotil berakar serabut, tidak berkambium, batang tidak bercabang, pembuluh angkut kolateral tertutup, pada akar pembuluh angkut tersebar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Kimball (1992).
Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeprapto (1994) bahwa tumbuhan memiliki kambium.
VII.            KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akar, batang, dan daun tumbuhan memiliki jaringan yaitu jaringan meristem, kolenkim, dan parenkim. Di dalam akar terdapat xilem dan floem sebagai alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Tanaman monokotil dan tanaman dikotil semuanya memiliki xilem dan floem berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta
Kimball, J.W. 1998. Biologi. Erlangga. Jakarta
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Bumi Aksara. Jakarta
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Erlangga. Jakarta
Saktiyono. 1989. Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta
Soeprapto. 1994. Biologi Jilid 1. Universitas Diponegoro Press. Semarang
Wilson. 1966. Biology. Botang Rhinchar and Wington. Amerika, USA