LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI II
BENDA-BENDA ERGASTIK PADA TUMBUHAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK : 2
KELAS : MG- 2.2
NAMA : 1. EKA CYNTHIA SANKHAINI 170205073
2. HERU AFRIZA YUDI 170205075
3. NOVALINA PANGARIBUAN 170205076
4. FEBRY PERMATA HATI 170205077
5. RANIA GINTING 170205078
6.EVIRA DWI YANTI 170205079
7. WINA TIARA 170205080
8. BAYU ISKANDAR 170205081
9. IRA MAIRABSAH 170205082
DOSEN PEMBIMBING : ALFI SAFITRI M.Pd
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019
PERCOBAAN
I
BAB
I
I.TUJUAN PERCOBAAN
· 1. Untuk melihat bentuk-bentuk amylum pada
tumbuhan.
· 2.
Untuk melihat bentuk-bentuk Kristal
Ca.oksalat pada tumbuhan.
· 3.
Untuk melihat bentuk-bentuk Kristal
Ca.Karbonat pada tumbuhan.
II.TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Benda Non Protolasmik (Ergas)
Protoplas dinyatakan,
bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung
lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat
kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik”
berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan, yang artinya pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas
(Ergastic Substances).
Sifat
Benda Non Protolasmik (Ergas)
Komponen non
protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat cair itu terdapat di
dalam vakuola dan komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang lazimnya
berbentuk butiran padat Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum
dan aleuron.
1. Benda
Ergas yang Bersifat Cair
Penjelasan yang
bersifat cair akan meliputi: a. cairan sel, b. minyak dan lemak, c. minyak yang
mudah menguap dalm sel tumbuh-tumbuhan, yang dikenal dengan nama minyak eteris
dan dammar (harsa).
2. Benda
Ergas yang Bersifat Padat
Benda-benda
nonprotoplasmik (mati) dalam sel yang bersifat padat tentunya berwujud lebih
nyata daripada yang bersifat cair, karena yang bersifat padat lazimnya
berbentuk butiran atau Kristal. Butiran atau Kristal ini terbentuk sebagai
hasil akhir metabolism (pertukaran zat) dalam tumbuh-tumbuhan. Ada pula yang
terbentuk karena terjadinya pengendapan zat-zat cair makanan cadangan, sehingaa
berwujud butiran. Di bawah ini hanya akan dikemukakan tentang Kristal
Ca-oksalat, Kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.
3. Komponen
Dalam Benda Non Protolasmik (Ergas).
1. Kristal
Ca-oksalat
Kristal ini memang
cukup banyak terdapat dalam sel berbagai tumbuh-tumbuhan. Lazimnya terdapat
dalam sel korteks (cortex), akan tetapi tidak jarang pula terdapat dalam
sel-sel parenkhim floem (“phloem parenchyma”) dan parenkhim silemm (“xylem
parenchyma”).
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus. Kristal-kristal ini dapat berbentuk:
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola dari sel atau dalam plasma selnya. Sel-sel ini biasanya memiliki dinding sel yang bergabus. Kristal-kristal ini dapat berbentuk:
·
Kristal dengan bentuk Prisma Teratur
Biasanya terdapat dalam sel-sel di bawah epidermis dari daun jeruk, yang letaknya yang umum yaitu pada jarak-jarak tertentu dari lapisan sel tersebut
Biasanya terdapat dalam sel-sel di bawah epidermis dari daun jeruk, yang letaknya yang umum yaitu pada jarak-jarak tertentu dari lapisan sel tersebut
·
Kristal dengan bentuk Jarum
Kristal dengan bentuk jarum ini banyak terdapat dalam sel-sel daun mirabilis.
Kristal dengan bentuk jarum ini banyak terdapat dalam sel-sel daun mirabilis.
·
Kristal dengan bentuk
butir-butiran kecil
Kristal ini dalam bahasa Inggris dinamakan “Crystal sands”, umumnya terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhanAmaranthus (bayam)
Kristal ini dalam bahasa Inggris dinamakan “Crystal sands”, umumnya terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhanAmaranthus (bayam)
·
Kristal dengan bentuk rafida
Merupakan Kristal bentuk jarum yang letaknya sejajar satu sama lain, biasanya terdapat dalam sel-sel parenkhim dari jaringan-jaringan yang lunak. Selnya mengandung lender dan berdinding tipis, misalnya dalams sel-sel jaringan yang tergolong monocotyledoneae. Rafida misalnya terdapat pada endocarp buah aren (Angera pinnata), akan menimbulkan rasa gatal-gatal kalau tersinggung atau termakan.
Merupakan Kristal bentuk jarum yang letaknya sejajar satu sama lain, biasanya terdapat dalam sel-sel parenkhim dari jaringan-jaringan yang lunak. Selnya mengandung lender dan berdinding tipis, misalnya dalams sel-sel jaringan yang tergolong monocotyledoneae. Rafida misalnya terdapat pada endocarp buah aren (Angera pinnata), akan menimbulkan rasa gatal-gatal kalau tersinggung atau termakan.
·
Kristal dengan bentuk kelenjar (driuse)
Kristal yang berbentuk kelenjar atau “globose masses” atau juga “druse” hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan bentuknya yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-bentuk lainnya).
Kristal yang berbentuk kelenjar atau “globose masses” atau juga “druse” hanya terdapat dalam sel-sel tertentu dengan bentuknya yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang, bulat, atau bentuk-bentuk lainnya).
Kristal-kristal
anorganik dimaksud ialah yang berupa silikat, yang banyak terdapat pada sel
tumbuh-tumbuhan jenis bambu dan rumput-rumputan terutama pada sel epidermisnya.
Biasanya silikat ini merupakan penebalan pada dinding sel. Karena itu dengan
adanya bahan ini dalam sel epidermis daun maka daun ini keadaannya menjadi
keras serta kaku, yang memungkinkannya menjaga gangguan-gangguan dari luar.
Selain itu terdapatnya silikat ini juga sebagai kristal-kristal dalam lumen
selnya.
Dalam sel selain silikat terdapat pula sistolit akan tetapi bentuknya jarang sebagai kristal, melainkan berbentuk khusus bagaikan sarang lebah. Dalam hal ini sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar dari sel-sel yang ada di sekitarnya, dengan demikian maka dapat dengan mudah dibedakan. Sel-sel yang mengandung sistolit ini lazim disebut litosis.
Dalam sel selain silikat terdapat pula sistolit akan tetapi bentuknya jarang sebagai kristal, melainkan berbentuk khusus bagaikan sarang lebah. Dalam hal ini sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar dari sel-sel yang ada di sekitarnya, dengan demikian maka dapat dengan mudah dibedakan. Sel-sel yang mengandung sistolit ini lazim disebut litosis.
3. Butir
Amilum
Benda-benda
nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini dibentuk oleh
plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas. Lazimnya merupakan
tepung-tepung yang dibentuk oleh kloroplas disebuttepung asimilasi
terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk oleh amiloplas diebut tepung
cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan makanan,
1. Butir
tepung konsentris
Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella.
Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella.
·
Hilusnya terletak di tengah-tengah,
·
Letak lamella mengelilingi hilus.
Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis ketela, seperti misalnya pada ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima), dan lain-lain.
Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis ketela, seperti misalnya pada ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima), dan lain-lain.
2. Butir
tepung eksentris
Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella.
Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella.
·
Hilusnya terletak di pinggir,
·
Letak lamella mengelilingi hilus.
Umumnya bentuk dari
butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan tidak pernah bundar, banyak
terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti kentang (Solanum tuberosum).
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph, diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph, diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
(a) Monoadelph
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
(b) Diadelph
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
(c) Poliadelph
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu. Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida: bagian tepi dari tepung (amilopektin) dan bagian dalam dari butir tepung (amilose).
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu. Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida: bagian tepi dari tepung (amilopektin) dan bagian dalam dari butir tepung (amilose).
4. Butir
Aleuron
Pada tumbuh-tumbuhan
biasanya terdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimaksud dengan protein
aktif adalah protein-protein pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif
adalah protein makanan cadangan. Pada hakikatnya protein pasif ini adalah benda
non protoplasmik (ergastic substances atau benda_benda mati) yang ditemukan
dalam vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal,
kedua-duanya lazim terdapat bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang
merupakan benda-benda mati. Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam
endoperm, perisperm atau embrio dari biji-bijian.
Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin, butir-butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak (Ricinus communis).
Aleuron itu merupakan protein yang termasuk globulin, butir-butirannya yang tergolong sangat besar biasanya terdapat pada biji jarak (Ricinus communis).
BAB
II
1.Bahan
dan Alat
v BAHAN :
1. Tuber
dari Solanum tuberosum ; Solanaceae
2. Tuber
dari Manihot utilissima ; Euphorbiaceae
3. Semen
dari Oryza sativa ; Poaceace
4. Semen
dari Zea mays ; Poaceace
5. Tangkai
daun Amaranthus spinocesus ; Amaranthaceae
6. Coertex
batang Psidium guajava ; Myrtaceae
7. tuber dari ipomoea batatas ;esculenta
8. Lignum
dari Hibiscus rosa-sinensis ; Malvaceae
9
v ALAT ;
1. Mikroskop
2. Objek
dan Deck gelas
3. Pisau
Silet
4. Penjepit
tabung
5. Api
bunsen
6. Larutan
Kloral hidrat jenuh
2.Prosedur
Kerja
1. Untuk
bahan 1,2,3 dan 4 melihat bentuk-bentuk amylum
1.
Ambil seiris kecil bahan/serbuk,letakkan
pada objek glass
2. Beri 1-2 tetes air lalu tutup dengan
deck glass
3.
Amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran dengan pembesaran kecil dan besar.
Gambar dari
berbagai Amilum :
A.Amilum Solanum
tuberosum
Amilum dari Solanum
tuberosum adalah yang paling besar diantara jenis amilum lain, Bentuknya
bulat telur tidak beraturan dan tidak berkelompok. Berwarna bias ungu di
pinngirnya dan hilus terlihat jelas di perbesaran 10x maupun 40x sedangkan
lamella baru akan terlihat di perbesaran 40x.
B.Amilum Manihot
utilisima
Amilum dari Manihot
utilisima ,Ukurannta lebih besar dari Orya,tapi jauh lebih kecil dari
solanum. Satu hal yang khas dari amilum jenis adalah bentuk ‘Topi baja’. Yaitu
bentuk setengah lingkaran seperti yang dilingkaran pada gambar di atas. Dapat
ditemukan sendiri atau bergerombol.
C.Amilum Oryza
Sativa
Amilum dari Oryza
sativa memiliki bentuk bulat-bulat kecil. paling kecil diantaranya semua
amilum.Amilum Oryza cenderung
berkelompok. Seperti amilum lainya, amilum Oryza
berwarna gradasi ungu bias.
D.Amilum Maidis
Amilum maidis
memiliki ciri-ciri ada hilus yang berbentuk Y atau tanda bintang yang terletak
di tengah-tengah bentuk amylum tersersebut.Bentuk amylum maidis ini adalah Segi yang tak beraturan , bisa berbentuk segi 4.
2. Untuk
bahan 5-8 melihat Kristal Ca. Oksalat.
1.
Buatlah irisan bahan ( Melintang atau
membujur )
2.
Letakkan pada objeck glass.
3.
Beri 1-2 tetes larutan kloral hidrat
jenuh dalam air.
4.
Panaskan diatas api Bunsen (jangan
sampai kering)
5.
Amati dibawah mikroskop bentuk sel dan
bentuk bentuk Kristal Ca. Oksalat.
6.
Bila pengamatan kurang jelas, Pemanasan
dapat diulang kembali atau bila perlu dengan air.
3. Untuk
bahan 9 melihat Kristal Ca.Karbonat.
1.
Buatlah irisan melintang pada daun (
sebaiknya dengan bantuan sepotong kecil gabus/empulur batang ubu kayu ).
2.
Letakkan pada objeck glass.
3.
Beri 1-2 tetes larutan Klorol hidrat
jenuh dalam air.
4.
Panaskan diatas api Bunsen ( Jangan
sampai kering ).
5.
Amati dibawah mikroskop bentuk sel
dankristal Ca.karbonat.
6.
Bila pengamatan kurang jelas,pemanasan
dapat diulang atau bila perlu cuci dengan air.
BAB
III
I.
Hasil
Pengamatan.
No
|
Bahan
|
Gambar
Praktikum
|
Keterangan
|
1
|
Tuber
dari Solanum tuberosum
|
Melihat
bentuk-bentuk Amylum
|
|
2
|
Tuber
dari Manihot tritici
|
|
Melihat
bentuk-bentuk Amylum
|
3
|
Semen
dari Oryza sativa
|
Melihat
bentuk-bentuk Amylum
|
|
4
|
Semen
dari Zea mays
|
Melihat
bentuk-bentuk Amylum
|
|
5
|
Tangkai
daun Amaranthus spinosus
|
|
Melihat
bentuk Kristal Ca.Oksalat
|
6
|
Cortex
batang Psidium guajava
|
Melihat
bentuk Kristal Ca.Oksalat
|
|
7
|
Folium
dari Ipomoea batatas
|
Melihat
bentuk Kristal Ca.Oksalat, dan amilum
|
|
8
|
Lignum
dari Hibiscus rosa-sinensis
|
Melihat
bentuk Kristal Ca.Oksalat
|
|
II.
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini
yaitu tentang bagian bentuk benda-benda
ergastik yang ada tumbuhan.Benda ergastik adalah benda non protopalsmik atau
biasa disebut dengan benda benda yang tidak mempunyai sel kehidupan.
Dalam percobaan ini kita
akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk benda ergastik dari Solanum
tuberosum (kentang),Manihot
utilissima ( Ketela pohon),Oryza
sativa (Padi),Zea mays ( Jagung ),
Amaranthus Spinosus ( Bayam duri ), Psidium guajava ( Jambu biji ), Mirabilis
jalapa (bunga pukul empat), Hibiscus
rosa-sinensis ( Bunga kembang sepatu ), Ficus
benyamina ( Beringin ).Bahan-bahan tersebut diiris/disayat tipis secara
melintang atau membujur,
Di dalam bagian sel tumbuhan solanum
tuberosum, terdapat hilus yang berbentuk eksentris karena terbentuk dari
luar kedalam. Dan terdapat amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa
karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat
dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung
cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung
asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum),
berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris
bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada ditepi
hilusnya.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
a. Amilum tunggal, apabila sebutir amilum
terdapat satu hilus
b. Amilum setengah majemuk, apabila
terdapat dua hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk
lamela yang mengelilingi seluruhnya c.
Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela,
sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
Kemudian pada Mirabilis jalapa,
terdapat Kristal rafida yang berbentuk seperti jarum atau sapu lidi terdapat
pada daun mirabilis jalapa, batang dan akloe vera, daun rhoeo
discolor serta ananas commosus, lapisan epidermis batang Pleomele
sp.Kristal yang terdapat pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari
metabolisme.
Bentuk bagian sel biji jagung atau Zea
mays, terdapat bulatan-bulatan sangat kecil yang banyak yang dinamakan
aleuron. Aleuron berisi sebuah/ lebih krsitaloid putih telur dan sebuah
atau beberapa guboid (bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca
dan Mg dari asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron dapat terlihat pada lapisan
paling luar dari endosperm padi dan jagung, dapat terbuang karena pencucian
beras terlalu bersih, sedangkan pada biji jarak aleuron tampak tersebar dengan
ukuran lebih besar dari aleuron padi.
BAB IV
Kesimpulan
v Benda-benda
dalam sel yang nonprotoplasmik berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan
(benda mati) yang berbentuk butiran atau kristal.
v Komponen
non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
v Komponen
non protoplasmik (benda ergas) yang bersifat padat lazimnya berbentuk butiran
padat kristal Ca-oksalat, kristal an-organik, butir amilum dan aleuron.
Saran
Untuk memahami lebih
lanjut tentang komponen non protoplasmik diharapkan pembaca dapat mencari
sumber-sumber yang lebih menunjang dari buku-buku di perpustakaan maupun dari
internet.
Daftar
Pustaka
Hasanah Fenny.2015.Penuntun Praktikum botani
farmasi.Medan.Unversitas Tjut Nyak Dhien
Wahh keren sekali bg nya
BalasHapus